Pengendalian Hama Ulat Api: Bunga Pukul Delapan, Cantik Nan Bermanfaat

Bunga Pukul Delapan dikenal luas
sebagai tanaman hias (ornamental plant) yang juga merupakan tanaman
obat (medicinal plant) serta sebagai tanaman yang bermanfaat untuk
pengendalian hama tanaman ( benefecial plant) Tanaman yang berasal dari
Hindia barat ini banyak ditemukan pada ketinggian 10-250 m diatas
permukaan laut.
Daun berwarna hijau dengan panjang daun
2-7 cm dan lebar 1-4 cm dan diklasifikasikan berdaun tunggal. Bunga
pukul delapan 414 Mahkota bunga bentuknya bulat telur sungsang,
pangkalnya berwarna coklat dan berwarna kuning muda diatasnya. Mahkota
bunga terpuntir waktu.
Ukuran tanaman ini sekitar 60-90 cm
dengan bentuk daun tanaman elips serta ujung meruncing dan tepi daun
bergerigi kasar. Tulang daun menyirip dan mempunyai kelenjar kuncup.
Dalam gambar dapat dilihat, bunga ini mekar hanya beberapa jam saja,
mulai dari sekitar jam 8 pagi sampai sekitar jam 12 siang. Bunga tanaman
ini ada yang berwarna kuning atau Yellow Alder, yellow elder (Inggris).
Buah tanaman ini berbentuk telur lebar dengan biji lebih dari 30.
Selain itu, Bunga Pukul Delapan ini menyukai tempat terbuka, atau
terlindung sebagian.
Ditinjau dari aspek budidaya, tanaman
dapat dibudidayakan dengan biji dan stek. Tulisan ini akan
menitikberatkan pada pembahasan manfaat bunga pukul delapan (turnera
subulata) untuk pengendalian hama ulat api ( Setothosea asigna).
Karakteristik Ulat Api
Ulat api merupakan hama yang menyerang
tanaman mulai dari helaian daun bagian bawah, dalam kondisi yang sangat
parah tanaman akan kehilangan daun hingga 90 %. Beberapa jenis ulat api
yang dikenal antara lain; Setora nitens,Darna trima, Ploneta diducta,
Setothosea asigna.
Semua stadia tanaman rentan terhadap
serangan ulat api seperti halnya ulat kantong. Kerusakan yang
ditimbulkan dari serangan ulat api adalah kerusakan daun hingga 40% –
80%, selanjutnya bisa mengakibatkan kematian pada tanaman kelapa sawit
apabila tidak dikendalikan dengan baik.
Ulat api adalah salah satu musuh yang
sangat di takuti dalam perkebunan kelapa sawit karena ulat tersebut
menimbulkan efek kerugian yang sangat besar terhadap tanaman kelapa
sawit. Ulat api menyerang bagian daun kelapa sawit, untuk tanaman kelapa
sawit pada tahap pembibitan serangan ulat api akan berdampak jangka
panjang dan akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas produksi di waktu
mendatang. Untuk tanaman memasuki masa produktif, serangan ulat api akan
berdampak pada menurunnya hasil produksi, seperti hal kita ketahui
bahwa secara teoritis tanaman kelapa sawit akan muncul tunas baru setiap
2 pekan sekali, dan fungsi daun sebagai tempat terjadinya fotosisntesis
dan selanjutnya akan berguna dalam pembentukan bunga dan buah. Apabila
daun diserang hama ulat api akan berakibat tidak optimalnya pembentukan
bunga dan buah sehingga akan berakibat penurunan produktivitas tanaman.
Penelitian dan kenyataan yang dihadapi
banyak perusahaan menunjukkan bahwa serangan ulat api dapat menurunkan
produksi sebanyak 25% pada tahun pertama dan 50% pada tahun kedua dan
memasuki tahun ketiga mencapai 75%. Dalam perkembangannya, perusahaan
perkebunan kelapa sawit berupaya melakukan pengendalian ulat api karena
untuk memusnahkan ulat api rasanya tidak mungkin untuk dapat dilakukan.
Upaya yang dapat dilakukan lewat menekan pertumbuhan ulat api tersebut
menuju ke batas ambang.
Pengendalian Hayati
Beberapa agen antagonis telah banyak
digunakan untuk mengendalikan ulat api. Agen antagonis tersebut adalah
Bacillus thuringiensis, Cordyceps militaris dan virus Multi-Nucleo
Polyhydro Virus (MNPV). Wood et al. (1977) menemukan bahwa B.
thuringiensis efektif melawan S. nitens, D. trima dan S. asigna dengan
tingkat kematian 90% dalam 7 hari. Cordyceps militaris telah ditemukan
efektif memparasit pupa ulat api jenis S. asigna dan S. nitens. Virus
MNPV digunakan untuk mengendalikan larva ulat api.
Selain mikrobia antagonis tersebut di
atas, populasi ulat api dapat stabil secara alami di lapangan oleh
adanya musuh alami predator dan parasitoid. Predator ulat api yang
sering ditemukan adalah Eochantecona furcellata dan Sycanus leucomesus.
Sedangkan parasitoid ulat api adalah Trichogrammatoidea thoseae,
Brachimeria lasus, Spinaria spinator, Apanteles aluella, Chlorocryptus
purpuratus, Fornicia ceylonica, Systropus roepkei, Dolichogenidae
metesae, dan Chaetexorista javana. Parasitoid dapat diperbanyak dan
dikonservasi di perkebunan kelapa sawit dengan menyediakan makanan bagi
imago parasitoid tersebut seperti Turnera subulata, Turnera ulmifolia,
Euphorbia heterophylla, Cassia tora, Boreria lata dan Elephantopus
tomentosus. Oleh karena itu, tanaman-tanaman tersebut hendaknya tetap
ditanam dan jangan dimusnahkan. Tiong (1977) juga melaporkan bahwa
adanya penutup tanah dapat mengurangi populasi ulat api karena populasi
musuh alami akan meningkat.
Pengendalian ulat api dapat dilakukan
dengan berbagai macam cara tetapi saat ini yang paling ditekankan adalah
bagaimana untuk melakukan pengendalian ulat api secara alami.
Adapun cara pengendalian ulat api secara pengendalian ulat api secara alami :
- Melakukan sensus secara rutin untuk mengetahui stadia dari ulat api tersebut.
Hal ini merupakan kunci keberhasilan
dari pengendalian ulat api karena pada saat ini kita akan mengetahui
seberapa besar populasi ulat api dan seberapa efektif tindakan yang
sudah kita lakukan.
Caranya membuat titik sensus minimal 5%
dari total areal tanaman kelapa sawit tetapi akan lebih baik jika
persentase ini dapat kita tingkatkan. Pada saat sensus, sebaiknya
dilakukan pengambilan daun yang paling tengah dalam hal ini sering
disebut dengan daun nomor 16 karena biasanya serangan dimulai dari daun
ini. Selain ulat, mesti dicari dulu apakah terdapat kokon atau tidak
yang terdapat di piringan karena kita ketahui bahwa ulat api memiliki
siklus hidup menuju imago dengan bentuk kokon.
- Melakukan penanaman tanaman inang
Tanaman inang adalah tanaman yang menghasilkan madu. Tujuan dari penanaman ini adalah :
Tempat predator ulat api yang dewasa untuk mendapatkan makanan Untuk memperindah areal kebun
Jenis tanaman inang Tunera Subulata yang sering disebut dengan bunga pukul delapan Casia Sp.
Cara penanaman adalah sepanjang jalan
dengan membuat plot tanaman di pinggir jalan kebun dengan ukuran
bervariasi sesuai keadaan setempat, namun umumnya ukuran plot antara 3-4
meter, dan biasanya meter dengan populasi tanaman inang 300-400 bibit.
Cara memperbanyak tanaman ini sangatlah mudah, dengan penyetekan pada
batang yang sudah agak tua dapat langsung ditanam dalam tanah.
Kantor Layanan & Pemesanan
hubungi:
Distributor Resmi NASA
N-464184
Moch Rizal Fauzi
Dawunan, Secang, Kab.Magelang, Jawa Tengah
Telepon :
+62857 2692 9962
Mobile :
085 726 929 962 (INDOSAT)
Whatsapp :
085 726 929 962
+6285 726 929 962
Kantor Pusat PT. Natural Nusantara
Jl. Ring Road Barat no 72 Salakan, Trihanggo, Gamping, Sleman, Yogjakarta.